Pengertian
Routing, adalah sebuah proses untuk meneruskan
paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah
internetwork. Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan
beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke
jaringan selanjutnya.
Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya.
Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya.
Router banyak
digunakan di dalam internetwork yang besar dan menggunakan keluarga protocol
TCP/IP untuk menghubungkan semua host TCP/IP dan Local Area Network (LAN) ke
internet menggunakan dedicated leased line. Saat ini, masih banyak perusahaan
menggunakan router Cisco 2500 series untuk mengkoneksikan dua buah LAN (WAN
dengan anggota dua LAN), LAN ke ISP (Internet Service Provider). Koneksi
seperti ini menyebabkan semua workstation dapat terkoneksi ke internet selama
24 jam.
Router banyak
digunakan di dalam internetwork yang besar dan menggunakan keluarga protocol
TCP/IP untuk menghubungkan semua host TCP/IP dan Local Area Network (LAN) ke
internet menggunakan dedicated leased line. Saat ini, masih banyak perusahaan
menggunakan router Cisco 2500 series untuk mengkoneksikan dua buah LAN (WAN
dengan anggota dua LAN), LAN ke ISP (Internet Service Provider). Koneksi
seperti ini menyebabkan semua workstation dapat terkoneksi ke internet selama
24 jam.
Cara Kerja
Router
Cara kerja router mirip dengan
bridge jaringan, yakni mereka dapat meneruskan paket data jaringan dan dapat
juga membagi jaringan menjadi beberapa segmen atau menyatukan segmen-segmen
jaringan. Akan tetapi, router berjalan pada lapisan ketiga pada model OSI
(lapisan jaringan), dan menggunakan skema pengalamatan yang digunakan pada lapisan
itu, seperti halnya alamat IP. Sementara itu, bridge jaringan berjalan pada
lapisan kedua pada model OSI (lapisan data-link), dan menggunakan skema
pengalamatan yang digunakan pada lapisan itu, yakni MAC address.
FUNGSI ROUTER
1) Router berfungsi utama sebagai
penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu
jaringan ke jaringan lainnya. Perbedaannya dengan Switch adalah kalau switch
merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network
(LAN).
2) ROUTER menstranmisikan informasi dari
satu jaringan ke jaringan lain yang sistem kerjanya mirip dengan BRIDGE.
3) Digunakan juga untuk menghubungkan
LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line
atau Digital Subscriber Line (DSL). Router digunakan untuk menghubungkan LAN ke
sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access
server.
4) Digunakan untuk menghubungkan
jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router.
Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan
penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut,
meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan
paket disebut juga dengan packet-filtering router. Fungsi router umumnya
memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat
mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja jaringan.
5) FIREWALL
6) GATEWAY SERVER
7) DHCP SERVER
8) DNS SERVER
9) VPN TUNING
10) HOST MANAGER USER
Jenis – jenis routing
:
a. Static Routing
Sebuah router dengan tabel routing dikonfigurasi secara manual dikenal
sebagai router statis. Seorang administrator jaringan, dengan pengetahuan
tentang topologi jaringan internet, secara manual membangun dan memperbarui
tabel routing, pemrograman semua rute di tabel routing. Static router dapat
bekerja dengan baik untuk internetwork kecil tetapi tidak baik untuk skala
besar atau berubah secara dinamis internetwork karena administrasi manual
mereka.
Router statis kesalahan tidak toleran. Seumur hidup dari rute statis
dikonfigurasi secara manual adalah tidak terbatas dan, karena itu, router
statis tidak masuk akal dan pulih dari mereguk router atau link tumbang. Sebuah
contoh yang baik dari router statis adalah multihomed komputer yang menjalankan
Windows 2000 (komputer dengan beberapa kartu antarmuka jaringan). Creating a
static IP router with Windows 2000 is as simple as installing multiple network
interface cards, configuring TCP/IP, and enabling IP routing. Membuat router IP
statis dengan Windows 2000 adalah yang sederhana seperti menginstal beberapa
kartu antarmuka jaringan, mengkonfigurasi TCP / IP, dan memungkinkan IP
routing.
b.
Dynamic Routing
Sebuah router yang dikonfigurasi secara dinamis tabel routing dikenal sebagai router dinamis. Dynamic routing terdiri dari tabel routing yang dibangun dan dipelihara secara otomatis melalui komunikasi yang berkelanjutan antara router. Komunikasi ini difasilitasi oleh sebuah routing protocol, serangkaian periodik atau on-demand routing pesan yang berisi informasi yang dipertukarkan antara router. Kecuali untuk konfigurasi awal mereka, router dinamis memerlukan sedikit pemeliharaan, dan karena itu dapat internetwork skala yang lebih besar. Kesalahan routing dinamis toleran. Dinamis rute belajar dari router lain memiliki hidup yang terbatas. Jika sebuah router atau link turun, router merasakan perubahan dalam topologi jaringan internet melalui berakhirnya masa hidup belajar rute dalam tabel routing.
Perubahan ini kemudian dapat disebarkan ke router lain sehingga semua
router pada internetwork menyadari topologi internetwork baru.Kemampuan untuk
skala dan pulih dari internetwork kesalahan routing dinamis membuat pilihan
yang lebih baik untuk menengah, besar, dan sangat besar internetwork.Sebuah contoh
yang baik dari sebuah router dinamis komputer dengan Windows 2000 Server dan
Routing dan Remote Layanan Akses menjalankan Routing Information Protocol (RIP)
dan Open Shortest Path First (OSPF) routing protokol RIP untuk IP dan IPX.
Perbedaan Static
Routing dan Dynamic Routing
Pada dasarnya perbedaan antara routing statis dengan routing dinamis adalah
cara mengenalkan alamat networknya.
1. Routing dinamis pada prinsipnya hanya mengenalkan
network yang berhubungan dengan router yang bersangkutan (tanpa mengetahui
subnet masknya). Sedangkan Routing Statis harus mengenalkan setiap alamat pada
setiap network yang ingin dituju, jadi harus tahu semua alamat network yang
ingin dituju. Semakin luas jaringannya, maka table routenya pun semakin banyak
dan lebih rumit dibandingkan dengan Routing Dinamis.
2. Routing Dinamis sangat cocok untuk topologi jaringan
yang lingkupnya besar (terhubung ke banyak network).
3. Sedangkan routing statis cocok untuk topologi jaringan
yang simple.
Kelebihan dan
Kekurangan Masing-Masing Routing
Kelebihan Routing
Statis
1.
Beban kerja router
terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena pada saat
konfigurasi router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada.
2.
Pengiriman paket data
lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih dahulu.
3.
Deteksi dan isolasi
kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah
Kekurangan Routing
Statis
1. Harus tahu semua alamat network yang akan dituju
beserta subnet mask dan next hoopnya (gateway nya)
Kelebihan Routing
Dinamis
1.
Hanya mengenalkan
alamat network yang terhubung langsung dengan routernya.
2.
Tidak perlu mengetahui
semua alamat network yang ada.
3.
Bila terjadi
penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya
router-router yang berkaitan.
Kekurangan Routing
Dinamis
1.
Beban kerja router
lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada tiap waktu tertentu.
2.
Kecepatan pengenalan
network terbilang lama karena router membroadcast ke semua router hingga ada
yang cocok.
3.
Setelah konfigurasi
harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua Alamat IP yang
ada.
4.
Susah melacak
permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar
No comments:
Post a Comment